Mengamati perkembangan acara tv zaman sekarang membuat gue
jadi prihatin. Kebanyakan acara didominasi oleh sinetron yang judulnya
aneh-aneh. Ganteng-Ganteng Serigala, misalnya. Aneh banget! Seumur-umur, gue nggak pernah
melihat cowok ganteng di mall teriak-teriak, "Auu.. Auu.. Auuuuu.."
Sinteron yang judulnya juga gak kalah aneh adalah Tukang
Bubur Naik Haji. Ya, ada tukang bubur, yang naik haji. Cuma kalo diperhatiin,
dari episode awal sampai akhir, nggak ada tuh adegan tawaf atau lempar jumroh.
Adanya malah adegan gosipin Haji Muhidin. Harusnya judulnya diganti, jadi
Tukang Bubur Suka Rumpi.
Oleh karena keanehan-keanehan tersebut, gue pengin bikin
gebrakan baru! Bikin sesuatu yang berbeda! Yang belum pernah ada sebelumnya!
Bermodalkan ilmu perfilman yang didapat di komunitas
sinematografi kampus, gue mencoba membuat cerita baru dengan menggunakan tokoh
di kartun serial Upin dan Ipin. Watak serta alur cerita gue bikin beda dari
serial Upin-Ipin seperti biasanya.
Di dalam
serialnya, Upin-Ipin diceritakan sebagai dua anak kembar
yang banyak omong, bawel dan kepo banget. Karena kekepoannya yang
berlebihan tersebut, mereka jadi salah bergaul. Suka nongkrong sama
anak-anak STM. Ikutan tawuran. Sampai
akhirnya terjerumus ke dalam lubang maksiat, jadi pengedar sabu-sabu.
Salah satu adegan Upin-Ipin:
Upin-Ipin masuk ke dalam kelas dengan mata sayu seperti kurang tidur.
Jalannya sempoyongan. Lalu teriak-teriak nggak jelas, “Aku benci Opaaaaah! Aku benciiiii...”
Melihat tingkah aneh itu, Cikgu Jasmin bertanya, “He! Upin,
Ipin. Kalian sakit?”
“Enggak, sooob! Kemaren abis party... Di rumah Tok Dalang. Heee...” Mereka menjawab santai.
Kak Ross
digambarkan sebagai kakak yang pemarah, cerewet,
namun penyayang. Kegiatan sehari-hari Kak Ross
adalah membantu Opah di rumah setelah pulang dari sekolah. Di sisi lain,
Kak Ross juga kreatif. Dia suka bikin instavideo tiap minggu.
Followernya juga banyak. Kekinian banget pokoknya.
Adegan Kak Ross:
Suatu hari, Kak Ross pengin bikin video. Untuk menemukan setting tempat
yang bagus, dia memutuskan untuk jalan-jalan keliling kampung. Di
tengah perjalanan, dia bertemu dengan Salleh, Ketua Sindikat
Cabe-cabean di kampung mereka.
“Dek Ross... Mau ke mana?” Salleh mencoba menggoda Ross.
“Hehe.. Nggak tau
Bang, jalan-jalan aja. Hehe,” jawab Kak
Ross sambil memainkan jari-jarinya. Dia mendudukkan kepalanya.
Menghindari tatapan Salleh. Di pertemuan mereka sebelum-sebelumnya, Kak
Ross pernah mual saat matanya bertemu dengan mata Salleh.
“Ya sudah. Ikut abang aja yuk. Rumah kosong nih,” rayu Salleh.
Dibalik tingkahnya yang gemulai, ternyata dia juga penjahat kelamin.
Singkat cerita, Kak Ross pun hamil di luar nikah.
Opah
adalah neneknya Upin-Ipin. Dia digambarkan sebagai
perempuan tua yang sabar dan suka ceramah kayak nyokap gue. Satu hal
paling
aneh di setiap serialnya adalah, Opah selalu memakai kupluk di
mana-mana. Mungkin dia punya profesi sampingan sebagai tukang jaga
villa. Atau, untuk menutupi
rambut, yang dalam syari'at islam haram hukumnya dilihat oleh bukan
mahram. Cuma kan nggak harus
dipakai terus menerus? Lagian, kalo kupluknya dilepas, siapa sih yang
lihat? Palingan cucunya sendiri. Masa iya Upin-Ipin langsung nafsu
begitu kupluknya dilepas? Nggak mungkin lah!
Dalam sebuah
cerita, selalu ada tokoh protagonis dan
antagonis. Sebenarnya, tokoh protagonis itu tidak selalu berwatak baik.
Begitu pula antagonis. Namun yang pasti, mereka akan selalu berlawanan.
Di cerita ini, Upin-Ipin dan Kak Ross adalah tokoh protagonis (tokoh
jahat),
sedangkan Opah tokoh antagonisnya (tokoh baik).
Adegan Opah:
Waktu menunjukkan pukul 1 malam. Opah sedang duduk di ruang
tamu sambil ngemil kacang pilus.
"Tadi sore, katanya izin mau main petasan di rumah
Tok Dalang. Kok sampai sekarang belum pulang ya?” Opah bertanya-tanya dalam
hati. Sesekali dia menengok ke jendela. Lama-kelamaan, mulai muncul perasaan
khawatir. Opah pun mencoba menghubungi Upin-Ipin melalui BBM.
Menunggu balasan dari Upin-Ipin membuat Opah mengantuk dan ketiduran di atas kursi.
“Salamolekooom! Opaaaah!” Upin-Ipin bergantian menggedor-gedor
pintu kayu rumahnya.
Suara berisik itu membangunkan Opah. Dengan mata merem-melek, Opah beranjak dari tempat duduk.
“Iya cuuuuu.. sebentar.”
Kemudian, Opah perlahan membukakan pintu dan menyambut
Upin-Ipin dengan sebuah pertanyaan. “Dari mana aja cuuu?”
“Ah, berisik lo. Dasar tua!” kata Ipin kasar. Upin mendorong
Opah sampai dia tersungkur di lantai.
"HUAHAHAHA" Upin-Ipin tertawa puas.
Materi pelajaran bahasa indonesia tentang puisi berteme keindahan alam
sering dijadikan tugas dan dicari di internet. Bagi para guru mencari
RPP Pelajaran Bahasa Indonesia materi puisi keindahan alam berikut
ini kami berikan contoh puisi-puisi bertema keindahan alam untuh
contoh. Untuk para siswa kumpulan puisi bertema keindahan alam ini bisa
digunakan untuk bahan belajar.
Membuat puisi tentang keindahan alam sebenarnya juga tidak terlalu
sulit. salah satu metode pembelajaran membuat puisi yang mudah adalah
dengan media gambar atau foto pemandangan alam atau benda yang
berhubungan dengan alam. Kita amati foto atau benda tersebut kemudian
kita kumpulkan kata-kata yang berhubungan dengan foto dan benda itu.
Kemudian kita susun kata-kata itu menjadi puisi. Mudah kan? :)
Kumpulan Puisi Keindahan Alam!
Derai Cemara Udang
Angin pantai disela gerimis
Mendera pelan, sejenak
Berteduh di bawah
Pohon-pohon cemara udang
Kemudian lenyap ke arah
Gubuk-gubuk bambu yang reot
Tanpa atap di tepian jalanan pantai
Senja ini..
Tiada yang romantis atau membiuskan angan
Ke dalam khayal yang beku
Dan ratusan hari terkubur diam
Pantai ini telah sepi..
Hanya derai cemara udang..
Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda
Tidak juga menjadi hujan deras
Ada yang berubah
Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau
Dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput
Ada cemara udang, perahu nelayan
Yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat
Ini adalah pantai kenangan
by: Katjha
Dan berikut tambahan puisi yang mengungkapkan keindahan alam sekitar.
Mengungkapkan keindahan dalam setiap kata, silahkan disimak dibawah ini
dan nikmati sensasi yang diberikan. Berikan hatimu untuk puisi yang
tertulis dibawah ini supaya dapat mengkhayati, meresapi dan memahami
Puisi Alam
Lihatlah hutan kita ini
Sedikit habis oleh orang-orang
Yang tidak memikirkan masa depan
Dia mementingkan pribadi tanpa peduli
Lewat puisi alam imi aku bertanya
Lewat curahan kata aku bicara
Indahnya tanahku di atas negeri
Ribuan pulau menyapa senyum bijaksana
Indonesia tercinta tetumbuhan menghijau
Aku lahir di sini
Di tempat surgawi
Tanahku subur penjajah suka buahku
Mereka berkelana dari kejauhan
Mereka datang berbondong
Akhirnya mereka pergi dengan semangat alam
Penjajah pergi, penjajah lenyap
Sekarang diri menjarah diri
Hutan kita habis berkeping
Sisa akar-akar yang suram
Satukan jemari, beri yang lain pencerahan
Cukup tanam satu tunas sehati
Atau lindungi yang sudah merambah
Tanpa kau ketahui kau melestarikan
Janin di masa mendatang
Sengaja gambar ini terpampang
Sengaja gambar ini tersimpan
Agar kita mengerti takkan ada lagi yang asri
Kalau kita tak peduli
by: Revo
dua puisi diatas mengungkapkan berbagai hal tentang alam, berbagai hal
tentang cara mengungkapkan indah nya alam semesta. Setiap keindahan
dijabarkan secara tepat dalam setiap kata, setiap kalimat, setiap
paragaf bahkan setiap spasi.
Puisi tentang alam yang lain :
PEMANDANGAN DI QUE-LIN
by Husseyn Umar
gunung-gunung dan bukit-bukit hitam
tinggi dan tajam
menjulang menusuk-nusuk awan
air sungai Li berkelok-kelok
bermain-main di celah kaki-kakinya
bilakah sebenarnya
dewa-dewa telah turun dari langit
sempat-sempatnya membuat
pahatan alam yang begini cantik!
Puisi tentang angin laut di alam
ANGIN LAUT
Puisi tentang alam karya Kuntowijoyo
Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.
KEINDAHAN ALAM
Puisi Cahyaning P.
Bak gelombang jiwa di udara
Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari
Meskipun langit menyinari bumi
Mirip bola di senja kelap
Umpama terbang setinggi awan
Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
INDAHNYA ALAM NEGERI INI
Puisi Ronny Maharianto
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
TANAH AIRKU
Puisi Haris Rahmat Nugraha
Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur
Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....
ALAM DILEMBAH SEMESTA
Puisi Ardian.H
Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra
Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .
Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA
Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan ALAM
Puisi Vino Tritambayong
Ku buka mata ..
cahaya pagi menembus kaca jendela ..
Semerbak mawar merah dan putih merekah ..
Ku buka jendela ..
Ku hirup udara segar ..
Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..
Setetes embun membasahi daun ..
Kicauan indah terdengar di telinga ..
Angin berhembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati ..
Juga langit, sebiru lautan samudra ..
Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..
Dan indahnya bumi ..
BANCANA MELANDAKU
Puisi Tanpa Nama
Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani
Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?
Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu
Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa
Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanyaPERMAINYA DESAKU
Puisi Tanpa Nama
Sawah mulai menguning
mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah.
Padi yang hijau
siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai – ramai memotong padi
Gemercik air sungai
begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai
SABDA BUMI
Puisi Tanpa Nama
Bulan tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi
candi prambanan
Candi Prambanan
terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke
arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan
Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo,
sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata
yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini
termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk
dalam wilayah Klaten.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai
saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas
perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar
pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja
Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti
Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di
Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini
ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Pemugaran Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang, seakan tak
pernah selesai. Penemuan kembali reruntuhan bangunan yang terbesar,
yaitu Candi Syiwa, dilaporkan oleh C.A. Lons pada tahun 1733. Upaya
penggalian dan pencatatan pertama dilaksanakan di bawah pengawasan
Groneman. Penggalian diselesaikan pada tahun 1885, meliputi pembersihan
semak belukar dan pengelompokan batu-batu reruntuhan candi.
Pada tahun 1902, upaya tersebut dilanjutkan kembali oleh van Erp.
Pengelompokan dan identifikasi batu-batu reruntuhan dilaksanakan secara
lebih rinci. Pada tahun 1918, pemugaran terhadap Candi Prambanan
dilanjutkan kembali di bawah pengawasan Dinas Purbakala (Oudheidkundige
Dienst) yang dipimpin oleh P.J. Perquin. Melalui upaya ini, sebagian
dari reruntuhan Candi Syiwa dapat direkonstruksi kembali.
Pada tahun 1926, dibentuk sebuah panitia pemugaran di bawah pimpinan De
Haan untuk melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan Perquin. Di bawah
pengawasan panitia ini, selain pembangunan kembali Candi Syiwa semakin
disempurnakan hasilnya, dimulai juga persiapan pembangunan Candi Apit.
Pada tahun 1931, De Haan meninggal dan digantikan oleh V.R. van Romondt.
Pada tahun 1932, pemugaran kedua Candi Apit berhasil dirampungkan.
Pemugaran terpaksa dihentikan pada tahun 1942, ketika Jepang mengambil
alih pemerintahan di Indonesia. Setelah melalui proses panjang dan
tersendat-sendat akibat perang dan peralihan pemerintahan, pada tahun
1953 pemugaran Candi Syiwa dan dua Candi Apit dinyatakan selesai. Sampai
saat ini, pemugaran Candi Prambanan masih terus dilaksanakan secara
bertahap.
Denah
asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman
luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan
(pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan
areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk
bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar
batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya
merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat
bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.
Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran
tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah
dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh.
Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin
tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi
kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan
penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di
teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras
teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan
tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini
dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.
Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan
yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah
persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan
teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan
pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura
paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di
depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi
kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 m.
Di
pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara
selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur.
Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah
Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga
terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut
candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi
nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya
terletak di hadapannya.
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang
berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang
berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian,
keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu,
Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama,
yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di
ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil
yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.CANDI SYIWA
Pada
saat ditemukan, Candi Syiwa berada dalam kondisi rusak berat.
Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun
1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di
dalam candi ini terdapat Arca Syiwa. Candi Syiwa dikenal juga dengan
nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat
Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara
Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m.
Candi Syiwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi
terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan
tinggi 47 m.
Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan
yang letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa
yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua
sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya.
Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di
atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang
sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam
jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya:
kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon
bertengger dua ekor burung.
Pada
sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi
besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber
gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga
sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.
Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas
ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan
pahatan sulur-suluran dan binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan
kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di
kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan
pahatan Arca Syiwa di keempat sisi tubuhnya.
Di
puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan
batur. Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di
balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di
tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa
penjaga pintu.
Di
permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi
tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga
bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini
berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian.
Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala.
Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra,
Baruna, Agni dan Yama.
Sepanjang
sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana
ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu yang diminta
turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh
Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan
melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana
terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi
luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di
atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan
berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan
tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.
Pintu
masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih
tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan
masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan
yang mengelilingi ruangan utama yang terletak di tengah tubuh candi.
Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke
timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu
masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur.
Ruang utama ini disebut Ruang Syiwa karena di tengah ruangan terdapat
Arca Syiwa Mahadewa, yaitu Syiwa dalam posisi berdiri di atas teratai
dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di
depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak (landasan)
setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di
sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja
Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang dipuja sebagai Syiwa.
Tidak
terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di
sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu
sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas.
Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga
sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung.
Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di
atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam
posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya
masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan
kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas
kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur,
perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga
Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara
Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang
dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.
Dalam
ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas
padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling
bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah,
sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini
menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan
bahwa ia juga seorang panglima perang.Dalam ruang selatan
terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur
tubuh agak gemuk dan berjenggot. Syiwa Mahaguru digambarkan dalam posisi
berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan
memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya,
di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat
trisula. Konon Arca Syiwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta
penasihat kerajaan.
Candi
Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di
atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke
permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi
berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Sepanjang
dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief
Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan
sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi
luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di
atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai
pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Candi
Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke
timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri
di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan
4. Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan
tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan
kiri memegang setangkai bunga teratai.Candi Brahma letaknya di
sebelah selatan Candi Syiwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang
membentuk selasar berlangkan. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet
panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Sepanjang
dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat kelanjutan
cerita Ramayana di dinding dalam langkan Candi Syiwa. Penggalan cerita
Ramayana di Candi Brahma ini mengisahkan peperangan Rama dibantu
adiknya, Laksmana, dan bala tentara kera melawan Rahwana sampai pada
Sinta pergi mengembara ke hutan setelah diusir oleh Rama yang meragukan
kesuciannya. Sinta melahirkan putranya di hutan di bawah lindungan
seorang pertapa.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, menghadap
ke luar, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Brahma sebagai pendeta
yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Candi
Brahma juga hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap
ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Brahma dalam posisi
berdiri di atas umpak berbentuk yoni. Brahma digambarkan sebagai dewa
yang memiliki empat wajah, masing-masing menghadap ke arah yang berbeda,
dan dua pasang tangan. Pada dahi di wajah yang menghadap ke depan
terdapat mata ketiga yang disebut 'urna'. Patung Brahma itu sebetulnya
sangat indah, tetapi sekarang sudah rusak. Dinding ruang Brahma polos
tanpa hiasan. Pada dinding di setiap sisi terdapat batu yang menonjol
yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.CANDI WAHANA
Candi
Nandi. Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat,
yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa.
Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di
sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya
ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di
atas batur setinggi sekitar 2 m. Seperti yang terdapat di Candi Syiwa,
pada dinding kaki terdapat dua motif pahatan yang letaknya
berselang-seling. Yang pertama merupakan gambar singa yang berdiri di
antara dua pohon kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang
binatang yang berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon
bertengger dua ekor burung. Gambar-gambar semacam ini terdapat juga pada
candi wahana lainnya.
Candi
Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke
ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi,
kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat. Dalam
ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa
matahari) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh
ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang sedang berdiri di atas
kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dinding ruangan tidak dihias
dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di
sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.Candi
Garuda. Candi ini letaknya di utara Candi Nandi, berhadapan dengan
Candi Wisnu. Garuda merupakan burung tunggangan Wisnu. Bentuk dan hiasan
pada kaki dan tangga Candi Garuda serupa dengan yang terdapat di Candi
Nandi. Walaupun dinamakan candi Garuda, namun tidak terdapat arca garuda
di ruangan dalam tubuh candi. Di lantai ruangan terdapat Arca Syiwa
dalam ukuran yang lebih kecil daripada yang terdapat di Candi Syiwa.
Arca ini diketemukan tertanam di bawah candi, dan sesungguhnya tempatnya
bukan di dalam ruangan tersebut.
Candi Angsa. Candi ini letaknya
di selatan Candi Nandi, berhadapan dengan Candi Brahma. Angsa merupakan
burung tunggangan Brahma. Ukuran, bentuk dan hiasan pada kaki dan
tangga Candi Angsa serupa dengan yang terdapat di Candi Garuda. Ruangan
di dalam tubuh candi dalam keadaan kosong. Dinding ruangan juga tidak
dihias, hanya terdapat batu yang menonjol pada dinding di setiap sisi
ruangan yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak.
CANDI APIT
Candi
Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya,
masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua
barisan candi besar. Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2
dengan ketinggian 16 m. tubuh candi berdiri di atas batur setinggi
sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di permukaan kaki candi.
Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya ruangan dalam
tubuhnya. Hanya ada hal yang istimewa tentang candi ini, ialah ketika
candi ini sudah selesai di bangun kembali, kelihatan sangat indah.
CANDI PENJAGASelain
keenam candi besar dan dua candi apit yang telah diuraikan di atas, di
pelataran atas masih terdapat delapan candi berukuran sangat kecil,
yaitu dengan denah dasar sekitar 1,25 m2. Empat di antaranya terletak di
masing-masing sudut latar, sedangkan empat lainnya ditempatkan di dekat
gerbang masuk ke pelataran atas.
Wajah
Prambanan sekarang telah terlihat cantik. Di depan komplek candi,
dibangun panggung pentas sendratari Ramayana dan Taman Wisata Prambanan
yang dapat mempercantik wajah komplek Prambanan.Legenda Rara Jonggrang
Dahulu
kala di P. Jawa bagian tengah terdapat dua kerajaan yang saling
bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging, yang diperintah oleh Raja
Pengging, dan Kerajaan Prambanan, yang diperintah oleh Prabu Baka. Prabu
Baka berwujud raksasa yang bertubuh besar dan mempunyai kesaktian luar
biasa. Prabu Baka terkenal kejam karena, untuk mempertahankan
kesaktiannya, ia secara rutin melaksanakan upacara persembahan dengan
mengurbankan manusia. Walaupun wujudnya menyeramkan dan hatinya kejam,
Prabu Baka mempunyai seorang putri yang sangat cantik, bernama Rara
Jonggrang.
Raja Pengging sudah lama merasa sedih karena rakyatnya sering mendapat
gangguan dari bala tentara Kerajaan Prambanan. Ia ingin sekali menumpas
para penguasa Kerajaan Prambanan, namun mereka terlalu kuat baginya.
Untuk mencapai keinginannya, Raja Pengging kemudian memerintahkan
putranya, Raden Bandung, untuk bertapa dan memohon kekuatan dari para
dewa. Raden Bandung berhasil mendapatkan kesaktian berupa jin, bernama
Bandawasa, yang selalu patuh pada perintahnya. Sejak itu namanya diubah
menjadi Raden Bandung Bandawasa.
Berbekal kesaktiannya itu, Raden Bandung berangkat ke Prambanan bersama
bala tentara Pengging. Setelah mengalami pertempuran yang sengit, Raden
Bandung berhasil membunuh Prabu Baka. Dengan seizin ayahandanya, Raden
Bandung bermaksud mendirikan pemerintahan yang baru di Prambanan. Ketika
memasuki istana, ia bertemu dengan Rara Jonggrang. Tak pelak lagi,
Raden Bandung jatuh cinta kepada sang putri dan meminangnya.
Rara Jonggrang tidak ingin diperistri oleh pemuda pembunuh ayahnya,
namun ia tidak berani menolak secara terang-terangan. Secara halus ia
mengajukan syarat bahwa, untuk dapat memperistrinya, Raden Bandung harus
sanggup membuatkan 1000 buah candi dalam waktu semalam. Raden Bandung
menyanggupi permintaan Rara Jonggrang. Segera setelah matahari terbenam,
ia pergi ke sebuah tanah lapang yang tidak jauh dari Prambanan. Ia
bersemadi memanggil Bandawasa, jin peliharaannya, dan memerintahkan jin
itu untuk membangun 1000 candi seperti yang diminta oleh Rara Jonggrang.
Bandawasa kemudian mengerahkan teman-temannya, para jin, untuk
membantunya membangun candi yang diinginkan majikannya. Lewat tengah,
Rara Jonggrang mengendap-endap mendekati lapangan untuk melihat hasil
kerja Raden bandung. Betapa kagetnya sang putri melihat bahwa pekerjaan
tersebut sudah hampir selesai. Secepatnya ia berlari ke desa terdekat
untuk membangunkan para gadis di desa itu. Beramai-ramai mereka
memukul-mukulkan alu (penumbuk padi) ke lesung, seolah-olah sedang
menumbuk padi. Mendengar suara orang menumbuk padi, ayam jantan di desa
itu terbangun dan mulai berkokok bersahutan.
Pada saat itu Bandawasa telah berhasil membuat 999 candi dan sedang
menyelesaikan pembangunan candi yang terakhir. Mendengar suara ayam
berkokok, Bandawasa dan kawan-kawannya segera menghentikan pekerjaannya
dan menghilang karena mereka mengira fajar telah tiba. Raden Bandung
yang melihat Bandawasa dan kawan-awannya berlarian langsung bangkit dari
semadinya dan bersiap-siap menyampaikan kegagalannya kepada rara
Jonggrang. Setelah beberapa lama menunggu, Raden Bandung merasa heran
karena fajar tak kunjung tiba. Ia lalu menyelidiki keanehan yang terjadi
itu.
Raden Bandung sangat marah setelah mengetahui kecurangan Rara Jonggrang.
Ia lalu mengutuk gadis itu menjadi arca. Sampai saat ini Arca Rara
Jonggrang masih dapat ditemui di Candi Rara Jonggrang yang berada di
kompleks Candi Prambanan. Raden Bandung juga mengutuk para gadis di
Prambanan menjadi perawan tua karena tidak seorangpun yang mau
memperistri mereka.
Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger
Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger –
Wisata Bromo. konon
pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan
dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat
tinggal hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yan
pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini
sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama menganut
kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di
kawasan Gunung Bromo,
Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang
diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro
An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo
sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung
Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya
Gunung Bromo.
Di sebuah kisah tentang
Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger beginilah asal – usul legenda Gunung Bromo.
Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja
melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan
yang sangat keras ketika lahir, karenanya bayi tersebut diberi nama ”
JOKO SEGER “.
Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak
perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia
satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan,
anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu
pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa
menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai
Rara Anteng.
Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis
kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke
berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu
ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger.
Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal
sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng
terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada
pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di
tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar
sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu
harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari
terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan
Rara Anteng tersebut.
Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah
tempurung (batok kelapa) sehingga pekerjaan itu hampir selesai. Melihat
kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara
menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng
merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia
cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat
untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu.
Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara
tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok
ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi
penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi.
Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah
timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah
itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi,
pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat
mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping
Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang
dinamakan
Gunung Batok.
Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung
Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan
kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger
menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena
keduanya saling mengasihi dan mencintai.
Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian
memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing
Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil
dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger
berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol
perdamaian abadi.
Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun
sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama
pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga
dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung
Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa
agar di karuniai keturunan.
Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan
terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang
bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng
dan Jaka Seger menyanggupinya, kemudian didapatkannya 25 orang
putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan
putra-putrinya. Pendek kata tentang Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo
Tengger, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi
marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah
prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo
menyemburkan api.
Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api kemudian
masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara
gaib: ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang
tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan
tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap
bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi
kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo.
sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh
masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten
lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.
Begitulah Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger semoga cerita
ini menjadi budaya yang tak terlupakan, hingga sampai sekarang
Gunung Bromo menjadi tempat begitu indah juga menjadi lokasi
Wisata Bromo meski di selimuti banyak misteri.